Senin, 02 Maret 2015

Sinopsis Film Crazy Little Thing Called Love - Part 2

Hari itu adalah hari ulang tahun Cheer. Cheer, Nim dan Gie sedang berada di toko kue untuk membeli kue ulang tahun Cheerr. Nam belum juga datang, kemudian Nim menelponnya. Ternyata Nam sedang pergi ke danau bersama Shone dan teman-temannya. Nam mengatakan kalau tadi pagi ia sudah menelpon Cheer tapi tidak diangkat, Nam meminta tolong sampaikan ucapan selamat ulang tahun untuk Cheer. Di danau semuanya sibuk dengan kegiatan mereka. Nam duduk di meja makan sambil memandangi Shone yang sedang memotret pemandangan dari jembatan. Top menghampiri Nam sambil menawarkan cumi-cumi hasil panggangannya, kemudian Top pergi dan mengatakan akan segera kembali. 

Saat Nam menoleh ke arah jembatan, Shone sudah tidak ada. Akhirnya Nam pergi ke jembatan dan duduk disana. Dan Shone muncul mengagetkan Nam. Shone menanyakan apa yang sedang Nam lakukan di jembatan. Nam mengatakan kalau pemandangan di jembatan sangat indah dan Nam menawarkan cumi-cumi pada Shone. Namun Shone menolaknya dan duduk disamping Nam. 


Shone menceritakan kisah tentang cumi-cumi yang menyebabkan ia tak mau makan cumi-cumi. Mendengar kisah itu, Nam jadi tak ingin memakan cumi-cumi. Nam menanyakan apakah Shone pernah memegang seseorang seperti yang cumi-cumi lakukan dan Shone menjawah pernah untuk seorang gadis berwajah canggung yang hampir jatuh dari panggung, jadi ia memegang tangan gadis itu. Kalimat itu terhenti karena Top datang. (Udah ketebak dong, siapa gadis yang Shone maksud. Tapi percakapan penting mereka harus berakhir karena kehadiran Top) 


Saat mereka berjalan untuk pulang. Shone dan Top berjalan lebih depan sementara Nam ada di belakang mereka. Top bertanya apakah Shone menyukai Nam. Tapi Shone menjawab dengan bingung. Top menepuk bahu Shone sambil tersenyum. Tiba-tiba terdengar suara Nam karena terjatuh. Top dan Shone langsung berlari ke arah Nam. Top bertanya apakah Nam bisa, Nam menjawab bisa. Tapi ternyata Nam tidak bisa, kemudian Top menggendong Nam. Sementara Shone hanya membawa Tas Nam. Nam senang dan bergumam dalam hatinya karena Shone membawakan tas miliknya.


Sepulangnya dari danau, Nam menuju rumah Cheer sambil membawa kue kecil. Saat pintu rumahnya di buka, Nam sudah bersiap menyanyikan lagu tapi yang keluar Ibunya Cheer. Ibu Cheer mengatakan kalau Cheer masih pergi dengan Nim dan Gie. Akhirnya Nam meniup lilin itu.


Keesokan harinya, Cheer, Nim dan Gie sedang mengerjakan PR. Nam justru duduk bersama Shone dan teman-temannya. Nim mengatakan kalau ia rindu mengerjakan PR bersama-sama. Tapi Cheer menjawabnya dengan sinis karena masih marah pada Nam. Nim dan Gie menenangkan Cheer, karena masih ada ulang tahun berikutnya. Cheer yang emosi mengatakan kalau ia hanya punya tiga orang teman. Nam yang melihat teman-temannya sedang mengerjakan PR datang menghampiri mereka dan mengajak mereka untuk mengerjakan bersama-sama. Tapi Cheer berkata mengapa Nam tak mengerjakannya bersama Shone saja dengan nada sinis dan  langsung pergi meninggalkan Nam. Nim dan Gie pun mengikuti Cheer. 


Saat Nam sedang duduk sendirian di depan kolam, Shone datang menghampiri. Shone menanyakan Top, Nam menjawab kalau Top sedang mencari buku. Shone duduk di samping Nam dan menceritakan tentang hari kelahiran Shone. Saat Shone mengatakan kalau saat ini dia membutuhkan seseorang, Nam menoleh kaget dan bingung. 


Sebelum Nam mendengar penjelasan Shone lebih lanjut, Top datang memanggil Nam dan memintanya untuk ikut pergi mencari buku. 


Malamnya Shone dan teman-teman mengadakan piknik dan api unggun. Nam membantu Shone yang sedang memasak, tanpa sengaja tangan mereka saling bersentuhan. Dan itu membuat hati Nam berdebar-debar. Sementara Top duduk di dekat api unggun mendengarkan Pin bernyanyi. Shone dan Top berdiri untuk menceritakan kisah mereka berdua ketika masih kelas lima SD. Ternyata mereka berdua pernah menyukai gadis yang sama dan mereka berdua berjanji tak akan pernah jatuh cinta pada gadis yang sama lagi. Nam sedih mendengarnya. Top menyukai Nam, itu berarti tak akan ada harapan lagi kalau Shone akan menyukai dirinya. Top dan Shone menyanyi sambil menari lucu. Top menarik Nam agar menari bersama dengannya, yang lain juga ikut menari. Di tengah tarian, Top mencium pipi Nam dengan tiba-tiba. 


Top mengantar Nam pulang. Saat Nam mau masuk ke dalam rumahnya, top mengatakan kalau besok akan datang kerumah Nam lagi. Tapi Nam mengatakan kalau Top tidak perlu menjemput lagi. Top bertanya apa alasannya, apakah karena dia menciumnya padahal kan Nam adalah pacarnya. Nam mengatakan kalau dia tak pernah menjawab mau menjadi pacarmu saat itu dan Nam mengucapkan permintaan maaf pada Top karena dia telah mencintai orang lain. Top menemui Shone untuk menceritakan semuanya. Top meminta agar Shone berjanji tidak berpacaran dengan Nam.


Hari berikutnya Nam lalui hanya seorang diri. Tak ada lagi teman-temannya yang selalu bersama, tak ada lagi Top dan sepertinya Shone menghindari Nam. Nam memutuskan untuk fokus belajar agar bisa mendapat juara satu. 



Hari ujian pun tiba, Nam mengerjakan soal dengan serius karena ia ingin bertemu dengan Ayahnya di Amerika.  Bu Inn sedang bersedih karena Pak Phol harus melanjutkan study ke luar negeri. Bu Inn meminta sesuatu pada Pak Phol sambil menunjuk hati Pak Phol. Pak Phol yang salah paham, malah memberikan peluit itu pada Bu Inn. Tak lama kemudian, datanglah guru olahraga baru yang akan menggantikan Pak Phol. Ternyata guru itu lebih tampan dari Pak Phol. Bu Inn langsung menghampiri guru baru itu dan meninggalkan Pak Phol. Pak Phol hanya bisa menggaruk kepalanya yang tak gatal.



Tahun pelajaran berikutnya...

Hari itu, Cheer, Nim dan Gie sedang membicarakan rencana untuk melanjutkan sekolah yang akan mereka pilih. Saat mereka sedang asik mengobrol, Nam datang dan seketika suasana berubah jadi sunyi. Nam duduk agak berjauhan dengan mereka, ia memandangi wajah Cheer  dan berharap kalau Cheer akan memaafkannya. Rupanya Cheer masih belum mau memaafkan Nam. Kemudian Nam menyanyikan dengan sedih lagu yang dulu mereka  sering nyanyikan bersama. Gie yang tak tahan, duduk di dekat Nam dan menyanyikan lagu itu bersama sambil menangis. 

Ini sebenernya lagu ceria banget dan sempet masuk dalam top playlist aku saking sukanya

Nim juga ikut menangis walaupun ia masih ada disamping Cheer, sementara Cheer masih bertahan. Nam dan Nim mendekati Cheer, akhirnya Cheer menangis dan ikut bernyanyi bersama. Mereka menangis dan berpelukan. Nam meminta maaf pada Cheer. Cheer menanyakan kenapa Nam masih menangis, Nam juga bingung kenapa mereka masih menangis. Nam mengatakan kalau kita tidak menangis, tapi kita sedang tertawa. Mereka pun menyanyikan lagu itu dengan gembira. 

Ahh... liat mereka begitu jadi inget temen SMA :')
Nam sedang menyapu rumah dengan Ibu dan adiknya. Kemudian Cheer, Nim dan Gie datang memberitahu kalau dalam ujian Nam mendapatkan juara satu. Nam terkejut, ia memeluk ibunya. Ibunya mengatakan kalau Nam sudah bisa bertemu dengan Ayah. 


Saat Nam dan teman-temannya mengobrol, Pang kedatangan temannya. Temannya Pang mengantarkan foto pemuda yang di sukai Pang. Nam dan teman-temannya langsung menghampiri Pang. Nam menggoda Pang, kemudian menasihati agar Pang jangan dulu memikirkan soal pacaran karena masih kecil. Malam harinya, Nam menghias setangkai bunga Mawar Putih untuk Shone.


Hari kelulusan tiba, Nam menunggu Shone keluar dari kelasnya. Tapi, ternyata Shone masih dikelilingi oleh teman-temannya. Nam menunggu sampai Shone benar-benar sendirian. Nam mengikuti Shone yang pergi ke kolam renang. Nam di dorong oleh teman-temannya untuk menghampiri Shone yang berada di kolam renang. Shone sedang memotret kolam renang untuk dijadikan kenang-kenangan. Saat Nam menghampirinya, Shone langsung memotret Nam. Shone mengatakan kalau Nam belum menandatangani seragamnya. (Ternyata di Thailand juga ada tradisi mencoret-coret seragam saat kelulusan. Tapi kok, kalo ngeliat mereka lebih rapi dan bagus yah) Nam mengatakan pada Shone kalau ia akan menyampaikan sesuatu. Nam mengatakan kalau ia mencintai Shone selama lebih dari tiga tahun. Nam sudah melakukan segalanya, mengubah dirinya hanya untuk Shone. Melakukan banyak hal, mengikuti klub drama, menjadi pemimpin mayoret, belajar lebih rajin, semua ia lakukan demi Shone. Nam sadar, seharusnya ia memberitahu sejak dulu kalau sebenarnya Nam mencintai Shone. Nam menangis lega karena telah mengatakan semuanya dan kemudian menyerahkan mawar putih yang telah ia rangkai. Di mawar itu terdapat kartu ucapan dan sebuah kancing yang terikat ditangkainya. 


Setelah Nam menghapus airmatanya, tanpa sengaja mata Nam melihat ke arah kantung seragam Shone. Di sana tertulis bahwa Pin mencintai Shone. Nam terkejut dan menanyakan apakah Pin dan Shone berpacaran. Shone mengangguk dengan berat hati. Nam bertanya sejak kapan, dan Shone menjawab seminggu yang lalu. (Wah, aku nangis bombay bagian ini. Bayangin aja suka sama seseorang selama tiga tahun dan kenyataannya seperti itu... hiks puk puk Nam dari jauh) Nam yang kecewa kembali meneteskan airmatanya, kemudian berusahan untuk tertawa. Nam mengatakan kalau Pin dan Shone sangat cocok dan mendoakan agar mereka selalu berbahagia. Shone masih memandangi Nam dengan penuh rasa bersalah. Nam menahan airmatanya sambil menepuk bahu Shone. Nam sudah tak tahan ingin segera pergi dari sana, lupa kalau di sebelahnya adalah kolam dan Nam pun tercebur. Shone langsung memberikan tangannya untuk membantu Nam naik ke atas, tapi Nam menolak. Nam benar-benar berusaha agar tak terlihat menangis. 


Nam kemudian berjalan meninggalkan Shone, tapi kemudian berhenti karena Shone mananyakan apa ia baik-baik saja. Nam menangis dan memberi isyarat ia baik-baik saja dengan tangannya masih memunggungi Shone. Shone yang tak percaya masih berusaha memanggil Nam, tapi yang dipanggil tak kunjung kembali. Di luar kolam renang Nam disambut teman-temannya yang terkejut melihat ia basah kuyup. Nam langsung pergi tanpa menjelaskan apapun pada mereka. Gie hendak menyusul Nam, namun ditahan oleh Cheer. Mereka bertiga menangis karena sudah bisa menebak apa yang terjadi. 


Nam berjalan melewati Pin, Pin kaget melihat Nam basah kuyup. Pin menahan Nam dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Tadinya Nam ingin langsung pergi. Tapi kemudian Nam kembali dan langsung memeluk Pin dengan erat tanpa mengatakan apapun. Setelah itu Nam pergi meninggalkan Pin yang sedang kebingungan. 


Shone tiba dirumahnya malam hari. Di rumah ia langsung disambut oleh lemparan seragam dari ayahnya. Rupanya di rumah sedang ada Manajer dan Pelatih Tim dari Bangkok. Shone diterima sebagai pemain junior. Shone yang senang menghampiri ibunya di dapur dan langsung memeluk ibunya.  Hayo, itu mawar putih di tas Shone dari siapa yah... ^-^) Kemudian Shone membuka kulkas dan mengambil kotak cokelat yang dulu diberikan oleh Nam. Cokelat itu masih disimpan Shone, sama seperti yang dilakukan Nam menyimpan gelas pepsi pemberian dari Shone. (Oh so sweet banget... itu udah tiga tahun yang lalu loh) 


Ayahnya menyuruh Shone untuk menyiapkan pakaian karena malam ini juga Shone akan berangkat ke asrama pelatihan. Shone terkejut dan segera berlari ke kamar untuk menaruh tas. Kemudian Shone mengambil sebuah buku di meja belajarnya, itu adalah album foto.

Mulai disini flashback adegan dengan sudut pandang Shone...

Shone membuka buku itu yang ternyata penuh dengan foto Nam yang sudah ia hias dengan sangat indah. Shone tersenyum sambil mengusap wajah Nam dengan lembut. Ada halaman yang penuh dengan foto buku 9 Metode Cinta milik Nam. Shone memotret buku itu saat Nam sedang latihan drama. Di bawah foto itu terdapat tulisan kalau buku itu sangat lucu dan membuatku tahu betapa kamu telah mencoba. Disampingnya juga ada tulisan Shone lagi yang mengatakan kalau Shone ingin memberitahu Nam, bahwa Nam telah berhasil sejak awal mencoba. (Ternyata Shone memang sudah menyukai Nam sejak dulu, bahkan saat Nam masih menggunakan kacamata) Halaman berikutnya terlihat penuh dengan foto Nam yang sedang didandani oleh Pin. Saat itu Shone terlihat tak tertarik dan mengatakan kalau Nam tampak sama, dengan kawat gigi. Padahal, saat pergi Shone tersenyum senang karena perubahan Nam. 


Halaman berikutnya penuh dengan tangan Shone. Rupanya Shone memotret tangannya sendiri dan disitu ada tulisan ‘Bersentuhan tangan untuk pertama kalinya. Tapi aku harus segera melepaskan tanganku karena orang lain akan curiga’. Adegan saat Nam hampir jatuh dari panggung drama. Di halaman berikutnya penuh dengan foto apel yang telah digigit. Saat sebelum pergi untuk mengambil hadiah fotografi, Shone memberikan Nam apel itu. 


Kemudian Shone membuka halaman berikutnya yang penuh dengan foto Nam sedang latihan mayoret. Di halaman berikutnya ada foto pertumbuhan pohon mawar putih yang sudah Shone siapkan sebelum hari Valentine. Saat Shone memberikan pohon itu pada Nam dan mengatakan kalau itu dari temannya, Shone berbalik dan menyalahkan dirinya sendiri yang tak bisa jujur. Saat Top menembak Nam, Shone menuruni tangga dengan lemas dan kecewa. 


Shone menutup buku itu dengan sedih. Ia teringat saat ia berlari-lari agar bisa memotret Nam yang menjadi pemimpin mayoret. Saat Top menggendong Nam yang terkilir kakinya, Shone sempat memotret Nam. 


Saat Nam dan Shone sedang berada di kolam renang. ( Rupanya kalimat yang belum di dengar oleh Nam adalah ini ) 


Di rumahnya, Nam terus menangis di depan jendela kamarnya. Tanpa Nam sadari, malam itu Shone datang ke depan rumah Nam dan meletakkan buku album itu agar Nam tahu kalau sebenarnya ia juga sudah mencintai Nam lebih dari tiga tahun. Sejak Nam masih menjadi si itik buruk rupa, ia telah mencintai Nam apa adanya. Dengan langkah kaki yang berat Shone meninggalkan rumah Nam karena harus berangkat ke Bangkok. Nam yang masih menangis, tak mengetahui kalau saat itu Shone berjalan di bawah jendela kamarnya.


9 tahun kemudian...


Motor Shone berhenti di sebuah kantor dan masuk ke dalam sambil menggendong bayi yang ia bawa dari galery fotonya. Dilihatnya Pin yang sedang berkerja, kemudia Pin menghampiri Shone. Shone menyerahkan bayi itu, dan Pin meminta aaf karena sudah merepotkan Shone. Bayi itu ternyata bukan anak Shone, melainkan anak Pin. (Nah, terus bapaknya bayi itu siapa dong kalo bukan Shone? Ternyata Shone langsung memutuskan Pin setelah Nam mengutarakan perasaannya saat kelulusan) Saat Shone hendak pergi, Pin mengingatkan acara TV dan menanyakan apa Shone akan menghadirinya. Shone hanya menjawab bahwa ia tak tahu.


Setting berpindah ke sebuah acara talk show sebuah Tv. Di sana Nam duduk menjadi bintang tamu yang di kenal sebagai seorang desainer yang karyanya sangat terkenal di Amerika. Cheer, Nim dan Gie datang, mereka melambaikan tangan pada Nam. Bu Inn juga hadir dan datang bersama suaminya. (Tebak siapa suaminya? Yap, suaminya adalah Pak Boat, guru olahraga pengganti Pak Phol) Pang dan Ibunya juga datang untuk melihat Nam. 



Kemudian acara pun dimulai, dalam acara itu Nam mendapatkan pertanyaan mengenai masa lalunya. Sang pembawa acara menanyakan apakah benar saat muda Nam tidak terlihat cantik, tak modis, sama sekali berbeda dengan sekarang dan menanyakan apa yang membuat Nam berubah. Nam menjawab karena jatuh cinta pada seseorang yang membuatnya berubah menjadi seperti sekarang. Orang itu adalah senior dan seorang pemain sepak bola yang sangat lucu. Nam menjelaskan pada saat itu ia masih berpenampilan jelek dan mulai saat itu ia mencoba memperbaiki diri, mencoba belajar dengan lebih rajin agar senior itu menyukai Nam. Kemudian pembawa acara mengeluarkan sesuatu yang sangat familiar untuk Nam, itu adalah buku album yang Shone berikan untuk Nam. Nam terkejut, ia menerima buku itu dan langsung memeluknya. Tiba-tiba, pembawa acara memanggil pemilik buku album itu.


Nam terkejut untuk kedua kalinya dan langsung menoleh ke belakang panggung. Cheer, Nim dan Gie juga ikut terkejut. Dari belakang panggung, muncullah Shone dengan sebuket bunga di tangannya dan langsung menghampiri Nam. Nam sangat gugup, tak tahu harus melakukan apa hanya bisa berdiri. Shone menyerahkan bunga itu pada Nam, karena masih gugup Nam menanyakan lagi apakah itu untuk dirinya. Nam mengelus tengkuknya grogi, ia menerima bunga itu sambil tersenyum malu.


Kemudian pembawa acara mempersilahkan mereka untuk duduk dan menanyakan apakah ada yang ingin Shone sampaikan untuk Nam. Shone pun mengeluarkan sebuah kancing dan menyerahkan itu pada Nam. Shone mengatakan kalau kancing itu sebenarnya bukan milik Shone. Lalu pembawa acara menanyakan hal yang sama pada Nam. Nam menanyakan dengan ragu-ragu apakah Shone sudah menikah.

Nam menunggu jawaban dari Shone dengan wajah tegang. Wajah Shone juga terlihat sangat serius, tapi kemudian Shone tersenyum dan memandang Nam. Shone mengatakan kalau ia menunggu seseorang pulang dari Amerika. Nam tersenyum sambil menangis bahagia. Kisah cintanya berakhir bahagia walau harus menunggu 9 tahun.



Komentar : 

Aku suka banget nih sama Shone. Hebat yah kalau di dunia nyata masih ada laki-laki yang seperti dia. Tegar dan sabar walaupun semua itu sulit buat dia.