Hari
itu adalah hari ulang tahun Cheer. Cheer, Nim dan Gie sedang berada di toko kue
untuk membeli kue ulang tahun Cheerr. Nam belum juga datang, kemudian Nim
menelponnya. Ternyata Nam sedang pergi ke danau bersama Shone dan
teman-temannya. Nam mengatakan kalau tadi pagi ia sudah menelpon Cheer tapi
tidak diangkat, Nam meminta tolong sampaikan ucapan selamat ulang tahun untuk
Cheer. Di danau semuanya sibuk dengan kegiatan mereka. Nam duduk di meja makan
sambil memandangi Shone yang sedang memotret pemandangan dari jembatan. Top
menghampiri Nam sambil menawarkan cumi-cumi hasil panggangannya, kemudian Top
pergi dan mengatakan akan segera kembali.
Saat
Nam menoleh ke arah jembatan, Shone sudah tidak ada. Akhirnya Nam pergi ke
jembatan dan duduk disana. Dan Shone muncul mengagetkan Nam. Shone menanyakan
apa yang sedang Nam lakukan di jembatan. Nam mengatakan kalau pemandangan di
jembatan sangat indah dan Nam menawarkan cumi-cumi pada Shone. Namun Shone
menolaknya dan duduk disamping Nam.
Shone menceritakan kisah tentang cumi-cumi
yang menyebabkan ia tak mau makan cumi-cumi. Mendengar kisah itu, Nam jadi tak
ingin memakan cumi-cumi. Nam menanyakan apakah Shone pernah memegang seseorang
seperti yang cumi-cumi lakukan dan Shone menjawah pernah untuk seorang gadis
berwajah canggung yang hampir jatuh dari panggung, jadi ia memegang tangan
gadis itu. Kalimat itu terhenti karena Top datang. (Udah ketebak dong, siapa
gadis yang Shone maksud. Tapi percakapan penting mereka harus berakhir karena
kehadiran Top)
Saat mereka berjalan untuk pulang. Shone dan Top berjalan lebih
depan sementara Nam ada di belakang mereka. Top bertanya apakah Shone menyukai
Nam. Tapi Shone menjawab dengan bingung. Top menepuk bahu Shone sambil
tersenyum. Tiba-tiba terdengar suara Nam karena terjatuh. Top dan Shone
langsung berlari ke arah Nam. Top bertanya apakah Nam bisa, Nam menjawab bisa.
Tapi ternyata Nam tidak bisa, kemudian Top menggendong Nam. Sementara Shone
hanya membawa Tas Nam. Nam senang dan bergumam dalam hatinya karena Shone
membawakan tas miliknya.
Sepulangnya dari danau, Nam menuju rumah Cheer sambil
membawa kue kecil. Saat pintu rumahnya di buka, Nam sudah bersiap menyanyikan
lagu tapi yang keluar Ibunya Cheer. Ibu Cheer mengatakan kalau Cheer masih
pergi dengan Nim dan Gie. Akhirnya Nam meniup lilin itu.
Keesokan
harinya, Cheer, Nim dan Gie sedang mengerjakan PR. Nam justru duduk bersama
Shone dan teman-temannya. Nim mengatakan kalau ia rindu mengerjakan PR
bersama-sama. Tapi Cheer menjawabnya dengan sinis karena masih marah pada Nam.
Nim dan Gie menenangkan Cheer, karena masih ada ulang tahun berikutnya. Cheer
yang emosi mengatakan kalau ia hanya punya tiga orang teman. Nam yang melihat
teman-temannya sedang mengerjakan PR datang menghampiri mereka dan mengajak
mereka untuk mengerjakan bersama-sama. Tapi Cheer berkata mengapa Nam tak
mengerjakannya bersama Shone saja dengan nada sinis dan langsung pergi meninggalkan Nam. Nim dan Gie
pun mengikuti Cheer.
Saat Nam sedang duduk sendirian di depan kolam, Shone
datang menghampiri. Shone menanyakan Top, Nam menjawab kalau Top sedang mencari
buku. Shone duduk di samping Nam dan menceritakan tentang hari kelahiran Shone.
Saat Shone mengatakan kalau saat ini dia membutuhkan seseorang, Nam menoleh
kaget dan bingung.
Sebelum Nam mendengar penjelasan Shone lebih lanjut, Top
datang memanggil Nam dan memintanya untuk ikut pergi mencari buku.
Malamnya
Shone dan teman-teman mengadakan piknik dan api unggun. Nam membantu Shone yang
sedang memasak, tanpa sengaja tangan mereka saling bersentuhan. Dan itu membuat
hati Nam berdebar-debar. Sementara Top duduk di dekat api unggun mendengarkan
Pin bernyanyi. Shone
dan Top berdiri untuk menceritakan kisah mereka berdua ketika masih kelas lima
SD. Ternyata mereka berdua pernah menyukai gadis yang sama dan mereka berdua
berjanji tak akan pernah jatuh cinta pada gadis yang sama lagi. Nam sedih
mendengarnya. Top menyukai Nam, itu berarti tak akan ada harapan lagi kalau
Shone akan menyukai dirinya. Top dan Shone menyanyi sambil menari lucu. Top menarik
Nam agar menari bersama dengannya, yang lain juga ikut menari. Di tengah
tarian, Top mencium pipi Nam dengan tiba-tiba.
Top mengantar Nam pulang.
Saat Nam mau masuk ke dalam rumahnya, top mengatakan kalau besok akan datang
kerumah Nam lagi. Tapi Nam mengatakan kalau Top tidak perlu menjemput lagi. Top
bertanya apa alasannya, apakah karena dia menciumnya padahal kan Nam adalah
pacarnya. Nam mengatakan kalau dia tak pernah menjawab mau menjadi pacarmu saat
itu dan Nam mengucapkan permintaan maaf pada Top karena dia telah mencintai
orang lain. Top menemui Shone untuk menceritakan semuanya. Top meminta agar
Shone berjanji tidak berpacaran dengan Nam.
Hari
berikutnya Nam lalui hanya seorang diri. Tak ada lagi teman-temannya yang
selalu bersama, tak ada lagi Top dan sepertinya Shone menghindari Nam. Nam
memutuskan untuk fokus belajar agar bisa mendapat juara satu.
Hari ujian pun
tiba, Nam mengerjakan soal dengan serius karena ia ingin bertemu dengan Ayahnya
di Amerika. Bu Inn
sedang bersedih karena Pak Phol harus melanjutkan study ke luar negeri. Bu Inn
meminta sesuatu pada Pak Phol sambil menunjuk hati Pak Phol. Pak Phol yang
salah paham, malah memberikan peluit itu pada Bu Inn. Tak lama kemudian,
datanglah guru olahraga baru yang akan menggantikan Pak Phol. Ternyata guru itu
lebih tampan dari Pak Phol. Bu Inn langsung menghampiri guru baru itu dan
meninggalkan Pak Phol. Pak Phol hanya bisa menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Tahun pelajaran berikutnya...
Hari itu, Cheer, Nim dan Gie sedang membicarakan rencana
untuk melanjutkan sekolah yang akan mereka pilih. Saat mereka sedang asik
mengobrol, Nam datang dan seketika suasana berubah jadi sunyi. Nam duduk agak
berjauhan dengan mereka, ia memandangi wajah Cheer dan berharap kalau Cheer akan memaafkannya.
Rupanya Cheer masih belum mau memaafkan Nam. Kemudian Nam menyanyikan dengan
sedih lagu yang dulu mereka sering
nyanyikan bersama. Gie yang tak tahan, duduk di dekat Nam dan menyanyikan lagu
itu bersama sambil menangis.
Ini sebenernya lagu ceria banget dan sempet masuk dalam top playlist aku saking sukanya |
Nim juga ikut menangis walaupun ia masih ada disamping
Cheer, sementara Cheer masih bertahan. Nam dan Nim mendekati Cheer, akhirnya
Cheer menangis dan ikut bernyanyi bersama. Mereka menangis dan berpelukan. Nam meminta maaf pada Cheer. Cheer menanyakan kenapa
Nam masih menangis, Nam juga bingung kenapa mereka masih menangis. Nam
mengatakan kalau kita tidak menangis, tapi kita sedang tertawa. Mereka pun
menyanyikan lagu itu dengan gembira.
Ahh... liat mereka begitu jadi inget temen SMA :') |
Nam sedang menyapu rumah dengan Ibu dan adiknya. Kemudian
Cheer, Nim dan Gie datang memberitahu kalau dalam ujian Nam mendapatkan juara
satu. Nam terkejut, ia memeluk ibunya. Ibunya mengatakan kalau Nam sudah bisa
bertemu dengan Ayah.
Saat Nam dan teman-temannya mengobrol, Pang kedatangan
temannya. Temannya Pang mengantarkan foto pemuda yang di sukai Pang. Nam dan
teman-temannya langsung menghampiri Pang. Nam menggoda Pang, kemudian
menasihati agar Pang jangan dulu memikirkan soal pacaran karena masih kecil.
Malam harinya, Nam menghias setangkai bunga Mawar Putih untuk Shone.
Hari kelulusan tiba, Nam menunggu Shone keluar dari
kelasnya. Tapi, ternyata Shone masih dikelilingi oleh teman-temannya. Nam
menunggu sampai Shone benar-benar sendirian. Nam mengikuti Shone yang pergi ke
kolam renang. Nam di dorong oleh teman-temannya untuk menghampiri Shone yang
berada di kolam renang. Shone sedang memotret kolam renang untuk dijadikan
kenang-kenangan. Saat Nam menghampirinya, Shone langsung memotret Nam. Shone mengatakan
kalau Nam belum menandatangani seragamnya. (Ternyata di Thailand juga ada
tradisi mencoret-coret seragam saat kelulusan. Tapi kok, kalo ngeliat mereka
lebih rapi dan bagus yah) Nam mengatakan pada Shone kalau ia akan menyampaikan
sesuatu. Nam mengatakan kalau ia mencintai Shone selama lebih dari tiga tahun.
Nam sudah melakukan segalanya, mengubah dirinya hanya untuk Shone. Melakukan
banyak hal, mengikuti klub drama, menjadi pemimpin mayoret, belajar lebih
rajin, semua ia lakukan demi Shone. Nam sadar, seharusnya ia memberitahu sejak
dulu kalau sebenarnya Nam mencintai Shone. Nam menangis lega karena telah
mengatakan semuanya dan kemudian menyerahkan mawar putih yang telah ia rangkai.
Di mawar itu terdapat kartu ucapan dan sebuah kancing yang terikat
ditangkainya.
Setelah Nam menghapus airmatanya, tanpa sengaja mata Nam melihat
ke arah kantung seragam Shone. Di sana tertulis bahwa Pin mencintai Shone. Nam
terkejut dan menanyakan apakah Pin dan Shone berpacaran. Shone mengangguk
dengan berat hati. Nam bertanya sejak kapan, dan Shone menjawab seminggu yang
lalu. (Wah, aku nangis bombay bagian ini. Bayangin aja suka sama seseorang
selama tiga tahun dan kenyataannya seperti itu... hiks puk puk Nam dari jauh)
Nam yang kecewa kembali meneteskan airmatanya, kemudian berusahan untuk
tertawa. Nam mengatakan kalau Pin dan Shone sangat cocok dan mendoakan agar
mereka selalu berbahagia. Shone masih memandangi Nam dengan penuh rasa
bersalah. Nam menahan airmatanya sambil menepuk bahu Shone. Nam sudah tak tahan
ingin segera pergi dari sana, lupa kalau di sebelahnya adalah kolam dan Nam pun
tercebur. Shone langsung memberikan tangannya untuk membantu Nam naik ke atas,
tapi Nam menolak. Nam benar-benar berusaha agar tak terlihat menangis.
Nam
kemudian berjalan meninggalkan Shone, tapi kemudian berhenti karena Shone
mananyakan apa ia baik-baik saja. Nam menangis dan memberi isyarat ia baik-baik
saja dengan tangannya masih memunggungi Shone. Shone yang tak percaya masih
berusaha memanggil Nam, tapi yang dipanggil tak kunjung kembali. Di luar kolam
renang Nam disambut teman-temannya yang terkejut melihat ia basah kuyup. Nam
langsung pergi tanpa menjelaskan apapun pada mereka. Gie hendak menyusul Nam,
namun ditahan oleh Cheer. Mereka bertiga menangis karena sudah bisa menebak apa
yang terjadi.
Nam berjalan melewati Pin, Pin kaget melihat Nam basah kuyup. Pin
menahan Nam dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Tadinya Nam ingin
langsung pergi. Tapi kemudian Nam kembali dan langsung memeluk Pin dengan erat
tanpa mengatakan apapun. Setelah itu Nam pergi meninggalkan Pin yang sedang kebingungan.
Shone tiba dirumahnya malam hari. Di rumah ia langsung disambut
oleh lemparan seragam dari ayahnya. Rupanya di rumah sedang ada Manajer dan
Pelatih Tim dari Bangkok. Shone diterima sebagai pemain junior. Shone yang
senang menghampiri ibunya di dapur dan langsung memeluk ibunya. Hayo, itu
mawar putih di tas Shone dari siapa yah... ^-^) Kemudian Shone membuka kulkas
dan mengambil kotak cokelat yang dulu diberikan oleh Nam. Cokelat itu masih disimpan Shone, sama seperti yang dilakukan Nam menyimpan gelas pepsi pemberian
dari Shone. (Oh so sweet banget... itu udah tiga tahun yang lalu loh)
Ayahnya menyuruh Shone untuk menyiapkan pakaian karena
malam ini juga Shone akan berangkat ke asrama pelatihan. Shone terkejut dan
segera berlari ke kamar untuk menaruh tas. Kemudian Shone mengambil sebuah buku
di meja belajarnya, itu adalah album foto.
Mulai disini flashback adegan dengan sudut pandang
Shone...
Shone membuka buku itu yang ternyata penuh dengan foto
Nam yang sudah ia hias dengan sangat indah. Shone tersenyum sambil mengusap
wajah Nam dengan lembut. Ada halaman yang penuh dengan foto buku 9 Metode Cinta
milik Nam. Shone memotret buku itu saat Nam sedang latihan drama. Di bawah foto
itu terdapat tulisan kalau buku itu sangat lucu dan membuatku tahu betapa kamu
telah mencoba. Disampingnya juga ada tulisan Shone lagi yang mengatakan kalau
Shone ingin memberitahu Nam, bahwa Nam telah berhasil sejak awal mencoba. (Ternyata Shone memang sudah menyukai Nam sejak dulu, bahkan saat Nam masih
menggunakan kacamata) Halaman berikutnya terlihat penuh dengan foto Nam yang
sedang didandani oleh Pin. Saat itu Shone terlihat tak tertarik dan mengatakan
kalau Nam tampak sama, dengan kawat gigi. Padahal, saat pergi Shone tersenyum
senang karena perubahan Nam.
Halaman berikutnya penuh dengan tangan Shone.
Rupanya Shone memotret tangannya sendiri dan disitu ada tulisan ‘Bersentuhan
tangan untuk pertama kalinya. Tapi aku harus segera melepaskan tanganku karena
orang lain akan curiga’. Adegan saat Nam hampir jatuh dari panggung drama. Di
halaman berikutnya penuh dengan foto apel yang telah digigit. Saat sebelum
pergi untuk mengambil hadiah fotografi, Shone memberikan Nam apel itu.
Kemudian
Shone membuka halaman berikutnya yang penuh dengan foto Nam sedang latihan
mayoret. Di halaman berikutnya ada foto pertumbuhan pohon mawar putih yang
sudah Shone siapkan sebelum hari Valentine. Saat Shone memberikan pohon itu
pada Nam dan mengatakan kalau itu dari temannya, Shone berbalik dan menyalahkan
dirinya sendiri yang tak bisa jujur. Saat Top menembak Nam, Shone menuruni
tangga dengan lemas dan kecewa.
Shone menutup buku itu dengan sedih. Ia
teringat saat ia berlari-lari agar bisa memotret Nam yang menjadi pemimpin
mayoret. Saat Top menggendong Nam yang terkilir kakinya, Shone sempat memotret
Nam.
Saat Nam dan Shone sedang berada di kolam renang. ( Rupanya kalimat yang
belum di dengar oleh Nam adalah ini )
Di rumahnya, Nam terus menangis di depan
jendela kamarnya. Tanpa Nam sadari, malam itu Shone datang ke depan rumah Nam
dan meletakkan buku album itu agar Nam tahu kalau sebenarnya ia juga sudah
mencintai Nam lebih dari tiga tahun. Sejak Nam masih menjadi si itik buruk
rupa, ia telah mencintai Nam apa adanya. Dengan langkah kaki yang berat Shone
meninggalkan rumah Nam karena harus berangkat ke Bangkok. Nam yang masih
menangis, tak mengetahui kalau saat itu Shone berjalan di bawah jendela
kamarnya.
9 tahun kemudian...
Motor Shone berhenti di sebuah kantor dan masuk ke dalam
sambil menggendong bayi yang ia bawa dari galery fotonya. Dilihatnya Pin yang
sedang berkerja, kemudia Pin menghampiri Shone. Shone menyerahkan bayi itu, dan
Pin meminta aaf karena sudah merepotkan Shone. Bayi itu ternyata bukan anak
Shone, melainkan anak Pin. (Nah, terus bapaknya bayi itu siapa dong kalo bukan
Shone? Ternyata Shone langsung memutuskan Pin setelah Nam mengutarakan
perasaannya saat kelulusan) Saat Shone hendak pergi, Pin mengingatkan acara TV
dan menanyakan apa Shone akan menghadirinya. Shone hanya menjawab bahwa ia tak
tahu.
Setting berpindah ke sebuah acara talk show sebuah Tv. Di
sana Nam duduk menjadi bintang tamu yang di kenal sebagai seorang desainer yang
karyanya sangat terkenal di Amerika. Cheer, Nim dan Gie datang, mereka
melambaikan tangan pada Nam. Bu Inn juga hadir dan datang bersama suaminya. (Tebak siapa suaminya? Yap, suaminya adalah Pak Boat, guru olahraga pengganti
Pak Phol) Pang dan Ibunya juga datang untuk melihat Nam.
Kemudian acara pun
dimulai, dalam acara itu Nam mendapatkan pertanyaan mengenai masa lalunya. Sang
pembawa acara menanyakan apakah benar saat muda Nam tidak terlihat cantik, tak
modis, sama sekali berbeda dengan sekarang dan menanyakan apa yang membuat Nam
berubah. Nam menjawab karena jatuh cinta pada seseorang yang membuatnya berubah
menjadi seperti sekarang. Orang itu adalah senior dan seorang pemain sepak bola
yang sangat lucu. Nam menjelaskan pada saat itu ia masih berpenampilan jelek
dan mulai saat itu ia mencoba memperbaiki diri, mencoba belajar dengan lebih
rajin agar senior itu menyukai Nam. Kemudian pembawa acara mengeluarkan sesuatu
yang sangat familiar untuk Nam, itu adalah buku album yang Shone berikan untuk
Nam. Nam terkejut, ia menerima buku itu dan langsung memeluknya. Tiba-tiba,
pembawa acara memanggil pemilik buku album itu.
Nam terkejut untuk kedua kalinya dan langsung menoleh ke
belakang panggung. Cheer, Nim dan Gie juga ikut terkejut. Dari belakang
panggung, muncullah Shone dengan sebuket bunga di tangannya dan langsung
menghampiri Nam. Nam sangat gugup, tak tahu harus melakukan apa hanya bisa berdiri.
Shone menyerahkan bunga itu pada Nam, karena masih gugup Nam menanyakan lagi
apakah itu untuk dirinya. Nam mengelus tengkuknya grogi, ia menerima bunga itu
sambil tersenyum malu.
Kemudian pembawa acara mempersilahkan mereka untuk duduk
dan menanyakan apakah ada yang ingin Shone sampaikan untuk Nam. Shone pun
mengeluarkan sebuah kancing dan menyerahkan itu pada Nam. Shone mengatakan
kalau kancing itu sebenarnya bukan milik Shone. Lalu pembawa acara menanyakan
hal yang sama pada Nam. Nam menanyakan dengan ragu-ragu apakah Shone sudah
menikah.
Nam menunggu jawaban dari Shone dengan wajah tegang. Wajah Shone juga
terlihat sangat serius, tapi kemudian Shone tersenyum dan memandang Nam. Shone mengatakan
kalau ia menunggu seseorang pulang dari Amerika. Nam tersenyum sambil menangis
bahagia. Kisah cintanya berakhir bahagia walau harus menunggu 9 tahun.
Komentar :
Aku suka banget nih sama Shone. Hebat yah kalau di dunia nyata masih ada laki-laki yang seperti dia. Tegar dan sabar walaupun semua itu sulit buat dia.